Susahnya Cari Parkir Saat Jam Sibuk

Terbatasnya lahan parkir dibeberapa tempat merupakan imbas dari padatnya jumlah kendaraan yang ada dijalanan. Semakin bertambah jumlah kendaraan, tidak menjamin mudah dapat tempat parkir. Contoh sederhana yang biasa saya perhatikan ada dikampus tempat saya biasa nyangkruk untuk memperoleh daftar hadir ilmu. Di kampus yang terletak di salah satu kota di Jawa Timur tersebut, sedang digalakkan pembangunan berorientasi RTH atau Ruang Terbuka Hijau. Masalahnya  tidak semua gedung punya lahan yang memadai untuk menyediakan lahan terbuka, pihak kampus disamping terkendala masalah ruang terbuka hijau, juga terkendala masalah klasik yakni ketersediaan lahan parkir.

Lahan parkir (meski hanya sepetak) menjadi sesuatu yang ‘wah’ di mata mahasiswa saat jam-jam sibuk. Tak jarang saya melihat parkir mobil yang justru diisi oleh kendaraan roda dua padahal tepat disampingnya tertulis ‘Parkir Khusus Mobil’. Di sebagian tempat, lahan hijau “sedikit” dikurangi, disulap jadi lahan parkir. Kebijakan ini pernah diprotes para mahasiswa di fakultas bersangkutan, termasuk melakukan aksi pengumpulan tanda tangan menolak kebijakan tersebut. tapi sepertinya aksi itu sia-sia saja, karena nyatanya sebagian lahan hijau tersebut tetap dirubah jadi lahan parkir.

Menyimak data yang dikeluarkan Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI) sebagaimana dilansir detik,  di bulan Januari dan Februari 2013, telah terjual 1.303.340 motor , 61,67 % dari jumlah tersebut berasal dari pulau Jawa. Dari fakta ini kita bisa lihat populasi kendaraan roda dua di daratan Jawa jumlahnya sudah seabrek. Bukan saya lebih memihak luar pulau jawa, tapi memang nyatanya jawa merupakan pulau dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Populasi kendaraan bermotor yang begitu banyaknya tidak diimbangi infrastruktur jalan yang memadai. Salah satu akibatnya adalah kesulitan cari lahan parkir kendaraan di tempat umum dengan mobilitas masyarakat yang tinggi. Imho, mau cari parkir berbayar saja sering penuh, apalagi yang gratis 😉

(#75)