IG

Karena konsepnya yang mengutamakan visual, Instagram bagi saya ibarat papan reklame di perempatan jalan di tengah keramaian. Gampang dilihat dan orang bisa cepat menangkap. Aplikasi ini banyak membuat pemikiran berkembang tentang bagaimana membuat karya yang benar-benar idealis bagi saya.

Awal menggunakan aplikasi ini sekitaran tahun 2014 lalu, saya masih belum ngeh punya akun ig mau diapakan. Isinya masih corat-coret gak jelas. Karena waktu itu masih kebawa nuansa twitter dan FB. Awal aplod masih pakai hp cross lawas yang Ram-nya cuma 512Mb. Kemudian mulai memakai kamera pocket Sony W610 yang saya beli dari hasil nabung setahun. Ya, jangka waktu setahun begitu lama bagi sebagian orang yang lihat harga kamera itu tidak lebih dari 1 juta. Tapi kondisi saya waktu itu tidak seperti orang lain atau seperi kawan-kawan yang dengan mudahnya dikasih orang tua duit berapapun yang dimau. Kamera sony itu bagi saya sentimental value-nya dapet banget. Sampai saya bela-belain jalan kaki berkilo-kilo cuma buat beli kamera itu. Padahal naik angkot bisa, cuma pengen jalan aja sih. Jalani dulu.

Dengan kamera saku itu saya mulai aplod di IG dengan foto yang lebih terkonsep. Beruntung saya beli Sony yang notabene kualitas sensor gambar memang lumayan bagus menurut saya untuk ukuran kamera harga terjangkau. Terutama kalau pengambilan foto siang hari atau kondisi daylight. 

Setahun belakangan ini saya pakai dslr nikon. Alasan pindah pengen nyoba gear yang lebih keren. Tentu ada harga ada kualitas. Karna dari itu saya nabung lagi setahun lebih. Duitnya dari nyisain bajet selama kuliah ditambah duit iklan + duit jual-jual barang di olx dan grup jual beli di fb. Alhamdulilah dengan kamera tersebut kualitas foto yang saya ambil lebih bagus dari sebelumnya.

Di instagram saya ada hashtag yang saya bikin sendiri, yakni #argn_mp3 , #argn_mp4 , dan #argn_reviewcam . Ketiganya punya konten yang berbeda. Yang pertama saya sebut isinya coveran lagu yang menurut saya kualitasnya masih kurang (dari sisi video dan audio). Yang saya sebut kedua punya konten video pendek yang saya buat sendiri dengan teknik editan ala kadarnya :s . Yang saya sebut terakhir yakni konten yang isinya seputar kamera yang saya review berdasarkan penilaian sekilas.

Setidaknya dengan memajang karya – yang tidak ada apa-apanya dibanding karya yang mereka yang lebih ahli – di instagram , orang lain bisa menilai bagaimana saya dilihat dari sisi idealisme dan kejujuran saya dalam berkarya ( asek, sok iye lu ) . Bagi yang belum tau akun saya silahkan klik di menu ‘connection’ di sebelah kiri. Terima kasih telah membaca.

(bfa)